Keadaan materi dapat dikenali berdasarkan sifat fisik maupun kimiawinya. Sifat fisik suatu materi dinyatakan melalui wujud, warna, titik leleh, dan lainnya. Sedangkan sifat kimia suatu materi dapat diketahui dari kemampuan melakukan perubahan kimia.
Ex : bensin lebih mudah terbakar dibanding minyak tanah.
Perubahan materi sendiri terbagi menjadi 2, yaitu :
PERUBAHAN FISIKA
PERUBAHAN KIMIA
Perubahan fisika adalah perubahan materi yang tidak disertai dengan pembentukan zat yang jenisnya baru.
Ex : Contoh perubahan fisika misalkan perubahan air menjadi es, atau perubahan air menjadi uap air. Kedua perubahan ini tidak mengubah baik sifat maupun struktur air. Perubahan yang terjadi hanya bersifat fisik, dari cair menjadi padat (es) atau dari cair menjadi gas.
Perubahan kimia adalah suatu perubahan materi yang menghasilkan jenis dan sifat berbeda dari zat semula, atau dinamakan juga reaksi kimia. Dalam perubahan kimia, dihasilkan jenis materi yang berbeda dengan materi semula, sehingga terdapat dua istilah yang digunakan dalam reaksi kimia, yaitu : zat semula dinamakan reaktan atau pereaksi, dan zat yang terbentuk dinamakan hasil reaksi/produk reaksi.
Ex : Contoh perubahan kimia adalah pembakaran kayu, jika kayu dibakar akan menghasilkan arang kayu, jika dibandingkan antara kayu dan arang kayu keduanya memiliki jenis dan sifat yang berbeda, karena itu pembakaran kayu bukan termasuk perubahan fisika, tetapi termasuk dalam perubahan kimia. Pada pembakaran kayu, kayu dinamakan pereaksi/reaktan dan arang kayu dinamakan hasil reaksi.
Prinsip-prinsip perubahan materi banyak dimanfaatkan untuk memperoleh bahan-bahan baru (new materials) atau bahan yang jarang ditemukan di alam, tetapi sangat bermanfaat bagi manusia dan lingkungan. Hampir semua industri yang memproduksi bahan baku menggunakan prinsip-prinsip reaksi kimia.
Ex : Dalam industri plastik, zat-zat organik yang bersumber dari gas alam dan minyak bumi diubah melalui proses kimia menjadi plastik, seperti Polietilen (PE), Polipropilen (PP), dan Polivinilklorida (PVC). PVC digunakan untuk pipa saluran, atau yang lebih dikenal dengan sebutan paralon.
Ada dua cara untuk menggolongkan materi, yaitu secara fisik dan secara kimia. Penggolongan secara fisik lebih menekanan pada wujud materi seperti padat, cair, dan gas, sedanngkan penggolongkan kimia lebih menekankan terhadap komposisi dan struktur materi, seperti zat tunggal dan campuran. Berdasarkan sifat kimia, materi digolongkan menurut komposisi dan sifat materi.
Unsur adalah zat murni yang tidak dapat diuraikan menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa (bukan reaksi nuklir). Unsur merupakan bahan dasar penyusun materi. Sampai saat ini dikenal 118 macam unsur alam dan unsur buatan, baik berupa unsur logam, maupun unsur nonlogam. Pada umumnya unsur-unsur di alam tidak pada keadaan bebas, melainkan berkoalisi membentuk suatu materi dinamakan molekul.
Ex : karbon dan hidrogen dapat bergabung membentuk minyak bumi, karbon dan kalsium serta oksigen bergabung membentuk kapur, dan banyak lagi materi lain yang merupakan gabungan dua atau lebih unsur.
Berbeda dengan unsur, senyawa adalah zat murni yang dapat terurai melalui reaksi kimia biasa membentuk zat-zat lain yang lebih sederhana. Senyawa merupakan gabungan dua unsur atau lebih yang terdapat dalam suatu materi, yang dihasilkan melalui reaksi kimia.
Ex : Air tergolong senyawa, sebab dengan cara elektrolisis air dapat terurai menjadi gas hidrogen dan gas oksigen, komposisi keduanya lebih sederhana daripada air. Antara air, gas hidrogen, dan gas oksigen masing-masing memiliki sifat fisik dan kimia berbeda.
Campuran adalah suatu materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan komposisi tidak tetap dan masih memiliki sifat-sifat zat asalnya. Dengan kata lain, suatu jenis materi dikatakan campuran jika materi tersebut memiliki keragaman dalam komposisi dan sifat-sifat asalnya masih tampak. Campuran dapat digolongkan ke dalam campuran serbaneka (heterogen) dan campuran serbasama (homogen).
Suatu materi dikatakan campuran serbaneka jika materi tersebut memiliki komponen penyusun yang dapat dibedakan, dan sifat masing-masing komponen penyusunnya masih nampak.
Ex : Campuran gula pasir dan garam dapur. Walaupun sama-sama berwarna putih, kedua bahan tersebut masih dapat dibedakan, dan sifat masing-masing bahan masih tampak (rasa asin dan manis masih terasa).
Homogen adalah suatu campuran apabila keseluruhan materi penyusun campuran itu tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya, tetapi sifat masing-masing komponen penyusunnya masih tampak.
Ex : Contohnya air teh manis, dari sudut pandang campuran dari teh, air, dan gula tampak serbasama, baik warna, rasa, maupun kekentalannya, sehingga tidak dapat dibedakan mana teh, mana air, dan mana gula, tetapi sifat dari masing-masing komponennya masih ada, seperti rasa manis gula, warna cokelat dari teh, dan wujud cair yang berasal dari air.
- CARA MEMISAHKAN CAMPURAN SECARA FISIK
1. Penyaringan :
Di laboratorirum kimia, teknik ini biasa digunakan untuk memisahkan campuran padat-cair. Dalam reaksi kimia yang menghasilkan endapan, padatan yang dihasilkan dapat dipisahkan dari cairannya menggunakan teknik penyaringan. Dalam penyaringan, zat yang lolos dari saringan dinamakan filtrat, dan yang tersaring dinamakan residu.
2. Rekristalisasi :
Teknik ini biasa digunakan untuk memperoleh kristal murni yang tercampur dengan pengotornya. Misalnya, pada reaksi antara raksa dan bromin dihasilkan dua macam senyawa, yaitu Raksa (II) Bromida sebagai hasil utama dan Raksa (I) Bromida sebagai hasil sampingan, kedua produk ini sifatnya berbeda. Pemisahan kedua produk tersebut dapat dilakukan dengan cara rekristalisasi berdasarkan perbedaan kelarutan di dalam air.
3. Distilasi :
Teknik ini biasa digunakan untuk memisahkan campuran dalam bentuk cair, seperti air laut, yang merupakan campuran garam-garam yang terlarut dalam air. Teknik ini banyak diterapkan di laboratorium maupun industri yang memerlukan air murni. Prinsip Distilasi didasarkan pada perbedaan titik didih komponen penyusun campuran. Oleh karena itu penggunaan distilasi tidak terbatas pada campuran padat-cair, dapat juga digunakan untuk campuran cair-cair, misalkan campuran alkohol dan air. Titik didih alkohol 65oC dan air 100oC, akibatnya saat distilasi dilakukan alkohol menguap lebih dulu, sehingga alkohol dinyatakan sebagai distilat.
4. Kromatografi :
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud, baik padat, cair maupun gas. Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat dipisahkan dengan cara yang lain. Dasar kromatografi adalah perbedaan daya serap satu zat dengan zat lainnya. Jika komponen campuran (misalnya A, B, dan C) dialirkan dengan suatu pelarut melalui padatan tertentu, maka A, B, dan C akan bergerak dengan kecepatan berbeda, karena daya serap padatan itu terhadap komponen tidak sama. Cairan atau pelarut yang membawa komponen bergerak disebut eluen atau fasa bergerak, sedangkan padatan yang menyerap komponen disebut adsorben atau fasa tetap. Syarat eluen harus dapat melarutkan semua komponen dan dapat mengalir, maka harus berupa cairan atau gas. Eluen dapat merupakan zat murni atau campuran, misalnya eter murni atau alkohol 50%. Kromatografi sendiri terbagi menjadi 4 jenis, yaitu :
- Kromatografi kolom
- Kromatografi kertas
- Kromatografi lempeng tipis
- Kromatografi gas