Minggu, 20 Desember 2015

Dampak Global Warming Bagi Pertanian

APA ITU GLOBAL WARMING?
     Sebelum kita membahas tentang dampak Global Warming terhadap pertanian, sebaiknya kita mengetahui dahulu apa itu Global Warming atau Pemanasan Global?
     Menurut Agen Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, menjelaskan bahwa Global Warming adalah peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi, baik yang telah berlalu maupun yang sedang terjadi sekarang ini. Sebagian besar kejadian dipengaruhi oleh peristiwa efek rumah kaca di atmosfer bumi.Global Warming inilah yang meyebabkan perubahan iklim di bumi.
    
      Dan penyebab dari Global Warming ini juga sangat banyak, yaitu :
1. Efek rumah kaca
2. Pemborosan listrik
3. Pemborosan penggunaan bahan bakar
4. Polusi udara dari industri dan pabrik
5. Gundulnya hutan.

     Begitu juga dengan dampaknya yang sangat banyak, pada kesempatan kali ini saya akan mengonsentrasikan efek Global Warming pada sektor pertanian..

     Global Warming memperngaruhi pola Presipitasi, Evaporasi, water run-off, kelembaban tanah dan cariasi iklim yang sangat fluktatif yang secara keseluruhan mengancam keberhasilan produksi pangan. Kajian terkait dampak perubahan iklim pada bidang pertanian oleh National Academy of Science/NAS (2007) menunjukkan bahwa pertanian di Indonesia telah dipengaruhi secara nyata oleh adanya variasi hujan tahunan dan antar tahun yang disebabkan oleh AustralAsia Monsoon dan El Nino-Southern Oscilation (ENSO).

     Sebagaimana dilaporkan oleh FAO (1996), kekeringan akibat kemarau panjang yang merupakan efek El Nino pada tahun 1997 telah menyebabkan gagalnya produksi padi dalam skala yang sangat besar yaitu mencakup luasan 426.000 Ha. Selain tanaman padi, komoditas pertanian non-pangan yang lain seperti kopu, cokelat, karet, kelapa sawit juga mengalami penurunan produksi yang nyata akibat adanya kemarau panjang. Suatu simulasi model yang dikembangkan oleh UK Meteorgical Office sebagaimana dilaporkan DFID (2007), memprediksikan bahwa perubahan cuaca akan menurunkan produksi pangan di Jawa Barat dan Jawa Timur akibat penurunan kesuburan tanah sebesar 2-8 persen.

     Degradasi kesuburan lahan tersebut akan memicu penurunan produksi padi 4 persen per tahun, kedelai sebesar 10 persen serta produksi jagung akan mengalami penurunan sampai dengan 50 persen. Menurut laporan Rossane Skrible (2007), perubahan cuaca dan pemanasan global dapat menurunkan produksi pertanian antara 5-20 persen. Negara-negara dengan kondisi geografis yang lebih khusus seperti India dan Afrika akan mengalami penurunan produksi pertanian yang lebih tinggi lagi.

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

1. Dampak Peningkatan Konsentrasi CO2 di Atmosfer
     Gas CO2 merupakan sumber karbon utama bagi pertumbuhan tanaman. Pengaruh fisiologis utama dari kenaikan CO2 adalah meningkatnya laju asimilasi (laju pengikatan CO2 untuk membentuk karboidrat, fotosintesis) di dalam daun. Efisiensi penggunaan faktor-faktor pertumbuhan lainnya (seperti radiasi matahari, air, dan nutrisi) juga kaan ikut meningkat.

2. Naiknya Suhu Udara
     Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu udara dipengaruhi oleh radiasi yang diterima di permukaan bumi, sementara tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, dan kandungan lengas tanah.
     Setiap tanaman memiliki suhu dasar yang merupakan suhu minimum bagi tanaman untuk bermetabolisme. Besaran suhu dasar ini akan mempengaruhi besarnya thermal unit yang diperlukan oleh tanaman untuk melewati setiap fase perkembangannya. Hubungan antara thermal unit dengan suhu lingkungan adalah berbanding lurus sementara berbanding terbalik dengan umur tanaman. Artinya semakin tinggi suhu, maka umur tanaman akan semakin pendek yang akhirnya berdampak pada waktu penumpukan fotosintat dan pembentukan biomassa yang lebih rendah. (Syarifuddin, 2011).

3. Berubahnya Pola Curah Hujan.
     Perubahan iklim juga menyebabkan terjadinya perubahan jumlah hujan dan pola hujan yang mengakibatkan pergeseran awal musim dan periode masa tanam. Penurunan curah hujan telah menurunkan potensi satu periode masa tanam padi (Runtunuwu dan Syahbuddin, 2007). Dampak perubahan pola hujan diantaranya mempengaruhi waktu dan musim tanam, pola tanam, degradasi lahan, kerusakan dan produktivitas, luas areal tanam dan areal panen, serta perubahan dan kerusakan keanekaragaman hayati.

4. Naiknya Permukaan Air Laut.
     Dampak naiknya muka air laut di sektor pertanian terutama  adalah penyusutan lahan pertanian di pesisir pantai, kerusakan infrastruktur pertanian, dan peningkatan salinitas yang merusak tanaman (Las, 2007).



DAFTAR PUSTAKA

- Syarifuddin, M. 2011. Dampak perubahan iklim bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. program studi manajemen pertanian lahan kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang.

- Runtuwu, E dan Syahbuddin, H. 2007. Perubahan pola curah hujan dan dampaknya terhadap periode masa tanam. Balai besar penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian. Bogor.

- Las, I. 2007. Strategi dan inovasi antisipasi perubahan iklim (bagian I). Kepala balai besar sumberdaya lahan pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar